Bimbel Rumah Impian hadir juga di Desa Kramat Jegu untuk menjadi wadah bimbingan belajar siswa/i di kramat jegu semoga bermanfaat amin ya robbal alamin
BIMBEL RUMAH IMPIAN JEMUNDO
Bimbingan Belajar Rumah Impian di Desa Jemundo RT 21 RW 04 dengan sebanyak 40 siswa dengan 4 guru dimulai pukul 16.30 s/d 20.00 WIB
STUDY TOUR KE SEKOLAH ALAM TUBAN
Studi Tour Pengajar Bimbel Rumah Impian Ke Sekolah Alam Tuban pada tanggal 29 Maret 2014
Setelah meluncurkan produk baru EORI akhirnya progam demi progam akan digalakkan, yang pertama yakni progam Hipnoself ke sekolah - sekolah menengah pertama dan atas SMP - SMA se Sidoarjo. Hipnotherapy bagi seseorang yang membutuhkan keajaiban untuk mengubah mindsetnya menjadi yang luar biasa. Hipnoteaching untuk pengembangan pembelajaran bagi guru guru muda.
serta Hipnopreanur bagi usahawan usahawati muda yang ingin memulai bisnisnya dengan cepat dan tepat serta merangsang impian - impiannya menjadi nyata. Dengan demikian kali ini Rumah Impian menggandeng Hipnopreaner muda dari Mojokerto yakni Adi Nursanto, S.Pd, Ch,ChT yang masih berumur 24th. Seorang yang berpengalaman menghipnotis dengan klien yang pernah beliau singgahi dari UIN Sunan Ampel Sby, Univ Kanjuruhan Malang, Univ Majapahit Mojokerto, SMA PGRI 1 dan 2 Mojokerto, MTs Brawijaya, SMPN 4 & 5 Mojokerto dan banyak lagi yang tak bisa disebutkan satu - satu. "The Power of Mind" inilah kutipan yang selalu beliau katakan kepada pesertanya. Sebuah Kekuatan terbesar adalah dari Pikiran. Marilah gabung bagi sekolah - sekolah tingkat SMP dan SMA Se Sidoarjo. (by:ri-mind)
Melihat banyakya permintaan untuk perkembangan Rumah Impian telah mengembangkan sayapnya dalam setiap semesternya. Kali ini RI sapaan singkatan Rumah Impian mengembangkan dua sekaligus yakni EORI Event Organizer yang menangani pada bidang kegiatan - kegiatan education, tour and event - event lainnya. RI - Shop merupakan bidang penjualan barang - barang kebutuhan konsumen. Semoga bidang yang tadi dapat membangkitkan semua manajement kami di kepengurusan Rumah Impian
Selamat pagi, siang, malam bagi pembaca budiman, kali ini kita akan mempelajari arti dari memancing lebih dalam. filosofi dari memancing, mari kita simak baik - baik ya!!!
Memancing tidak lepas dari predikat negatif sebagai ‘pengangguran’
karena menghabiskan waktu berjam-jam untuk hasil yang tidak terlalu
banyak, atau predikat ‘pemboros’ karena apabila dihitung-hitung antara
modal untuk mancing dan hasil yang didapat seringkali besar pasak
daripada tiang, tetapi sedikit banyak kita bisa belajar dari para
penunggu ikan ini.
Saya termasuk orang yang hobi mancing. Malah
dulu waktu masih sekolah, saya selalu menyempatkan mancing di
rawa-rawa,sungai atau waduk setelah pulang sekolah. Ndak
tanggung-tanggung, acara mancing pulang sekolah mulai jam 1 sampai jam
setengah 6, hampir tiap hari. Memang tidak banyak hasilnya, paling 10
ikan Bethik,tawes,lele dengan Kocolan (ikan gabus yang masih kecil).
Tapi setiap dapat, selalu dikumpulkan, dan kalau sudah banyak dimasak di
dapur untuk dimakan bareng-bareng teman2.
Lantas dimana
filosofinya?. Banyak orang mengatakan filosofi mancing terletak pada
kesabarannya menunggu ikan. Padahal sebenarnya bukan disitu intinya.
Filosofi mancing yang paling menawan adalah orientasinya yang
menitik beratkan pada proses.
Kata ‘berorientasi pada proses’
sepertinya sesuatu yang biasa. Tidak ada istimewanya sama sekali. Tapi
apakah memang demikian?. Coba kita simak gambaran berikut ini.
Seorang pemancing sejati (benar-benar penghobi, bukan sebagai pekerjaan
atau bertujuan memenuhi kebutuhan lauk di dapur) selalu mempersiapkan
peralatannya sebelum mancing. Peralatan mancing yang tidak murah,
walaupun juga tidak mahal (kecuali yang biasa dipakai di acara Mancing
Mania)menjadi sarana wajib yang perlu diteliti sebelum berangkat.
Selanjutnya menyiapkan umpan. Mulai dari yang sederhana, biasanya
cacing, ulat, klelet, kroto, atau apapun yang langsung bisa dipakai,
sampai dengan racikan keju, roti, daging ikan, essence makanan, pasta,
yang semuanya harus diolah seperti layaknya masakan untuk manusia.
Setelah semua siap, baru berangkat ke tempat pemancingan. Bisa di kolam
pancing (sistem harian tentunya, kalau kiloan sama saja dengan beli
ikan), tambak, muara, atau laut.
Bayangkan berapa uang yang harus
dikeluarkan untuk sekali mancing. Saya sendiri biasa menyiapkan antara
Rp.50.000 sampai Rp.75.000 hanya untuk umpan. Ditambah tiket kolam
harian sekitar Rp. 30.000 sampai Rp. 50.000. ditambah lagi untuk bekal
sekitar Rp.25.000 (rokok, nasi, minum, bensin). Total biaya untuk sekali
mancing sekitar Rp. 120.000.
Apa yang di dapat?. Ya namanya
mancing tidak bisa dipastikan. Kadang dapat banyak, kadang hanya dapat 1
ekor, kadang gak bawa apa-apa. Lha apa nggak rugi?. Kalau dihitung
dengan rumus matematika ya pasti rugi. Dan pasti lebih banyak ruginya
daripada untungnya. Lantas kenapa masih terus mancing?.
Dari sini
terlihat seringkali orang mencampur-aduk antara orientasi proses dan
orientasi hasil. Seorang pemancing sejati orientasinya pada proses,
bukan hasil. Jadi kalau ada pemancing sejati yang diberi ikan secara
cuma-cuma oleh pemilik tambak/kolam, belum tentu diterima. Kalaupun
diterima tidak dengan hati gembira ria seperti kejatuhan rejeki dari
langit. Pemancing sejati hanya menerima itu sebagai bentuk kesopanannya
untuk tidak menolak pemberian. Kenapa? Ya karena pemancing sejati
orientasinya pada proses, bukan hasil. Kalau menerima dengan senang
hati, atau malah berharap diberi lebih banyak, berarti bukan seorang
pemancing sejati. Atau mungkin di dapur sedang tidak ada lauk.
Dari sini kita bisa belajar bahwa sebenarnya hidup itu SEMESTINYA sama
dengan pemancing sejati. Besarnya pengorbanan yang kita lakukan
SEMESTINYA bukan untuk mendambakan hasil, tapi semata-mata untuk
menciptakan proses yang baik.
Ketika kita bekerja, lakukan
pekerjaan itu sebaik mungkin. Jangan pernah melihat hasilnya, karena
yang sebenarnya dinilai oleh Sang Pencipta adalah prosesnya. Sehat atau
cacat, miskin atau kaya, pejabat atau kuli, semua sama-sama melakukan
proses. Tidak ada yang berbeda.
Ingatlah selalu bahwa tugas kita
hanya di prosesnya. Kita hanya perlu menyiapkan proses dengan baik,
melakukan proses dengan baik, dan menyikapi proses dengan baik. Hanya
itu?. Ya hanya itu yang dinilai Sang Pencipta.
Tapi memang untuk
melaksanakannya dalam hidup tidak semudah orang mancing. Terutama dalam
hal menyikapi proses dengan baik.salam mancing mania
Coba kita berfikir
sejenak dan lihat pada gambar di samping.
..... tut
tut......\kita pasti akan menjawab
Anda menjawab pasti : T I T I K, coba deh dipahami
lagi !
Ya anda benar
sekali.... 100 point buat anda
Sekarang saya bertanya
lagi,\ Warnanya apa ?
Anda menjawab pasti
warna : H I T A M ,
Apakah tidak ada warna
lagi?
Pasti anda menjawab : T I D A K
coba deh dipahami lagi!
Anda yakin dengan
jawaban anda.
Ya itulah pemikiran kita
selama ini, ternyata secara tidak sadar kita hidup selalu berfikir banyak
negatifnya dari pada positif. Kita selalu menilai seseorang itu ternyata lebih
banyak melihat sisi jeleknya dari pada sisi baiknya. Itulah kita, yang masih
berfikir demikian
Kenapa demikian ?
Mari kita pahami secara
detail pada gambar tadi. Ya memang benar itu adalah gambar titik tetapi secara tidak
sadar terdapat suatu titik lagi dengan warna yang berbeda. Yakni titik berwarna
PUTIH, anda bertanya : Kok Bisa ada titik warna putih?
Pasti ada dong tidak
tahu ya, Coba anda lihat secara detail jika bangun sama pasti ada bangun yang seperti titik hitam tapi itu berwarna putih.
Ternyata bahwa di dalam
kotak tersebut banyak titik putihnya dari pada titik hitam. jika bentuknya sama. hanya saja kita tak melihatnya dengan seksama.
Sekarang kita sadar
bahwa selama ini kita tak pernah melihat kebaikan – kebaikan orang lain tersebut,
yang sering kita lihat dan kita ingat hanya satu keburukan/kesalahan orang
lain.
Seperti peribahasa “setetes
nila akan merusak susu sebelangga” nah secara matematis keburukannya satudan kebaikannya lebih dari satu.
Pemikiran kita selama
ini, satu keburukan membuat kita lupa akan kebaikan-kebaikannya. Nah pemikiran
ini yang harus kita buang jauh – jauh, karena pemikiran kita selalu negatif
thingking. Dan selalu negatif dan negatif, jika kita ingin sukses dan bahagia
hidup sosial kita harus berfikir positif dan berkembang maju. Karena Orang itu
tak selamanya buruk atau salah, Esok ia akan lebih baik daripada kita.
Mari berfikir positif
kawan dan selalu nilai lah kebaikan – kebaikannya dan kita buang dan lupakan
kesalahan atau keburukannya.
Untuk menjadi Orang SUKSES dan BAHAGIA kita Harus Berfikir Positif
tuhan
makhluk hidup, manusia membutuhkan makanan dan minuman, hewan serta tumbuhan. Makanan
dan minuman sebagai tambahan energi bagi makhluk hidup. Hewan dan tumbuhan berbeda
dengan manusia, kebutuhan yang belum ada dalam hewan dan tumbuhan yakni
kebutuhan ilmu. Manusia inilah yang membutuhkan ilmu, keilmuan didapat manusia
dengan belajar di sekolah atau tempat lainnya.
Zaman era sekarang kebutuhan belajar di sekolah tak
cukup sampai jam belajar selesai. Masih ada sekolah yang memberikan jam
tambahan belajar bagi siswa – siswa yang berkebutuhan belajar. Para orang tua
pun menginginkan anaknya untuk berprestasi dalam sekolah oleh karena itu siswa
sekarang lebih sedikit bermain dan bersosial. Siswa sekarang lebih banyak
belajar di rumah atau tempat lain yang untuk belajar diluar jam belajar
sekolah.
Bimbingan belajar merupakan salah satu tempat siswa –
siswi belajar di luar jam belajar sekolah. Kebutuhan belajar inilah yang
membuat anak zaman sekarang lebih dan cepat menerima informasi, pengetahuan
sangat pesat. Bimbingan belajar rumah impian salah satunya yang bertempat di
Desa Jemundo, Taman Sidoarjo merupakan wadah bimbingan belajar bagi siswa –
siswi MI Miftahul Huda Jemundo, SD Negeri 1 Jemundo, dan SD Negeri 2 Jemundo. Semoga
bimbingan belajar yang disingkat BIMBEL RI ini dapat membantu siswa – siswi meraih
mimpi – mimpinya menuju impian kelak dimasa depan.
Matematika kreatif, membelajarkan aplikasi matematika dengan permainan. alat dan bahan cukup sederhana hanya membutuhkan kertas yang digunakan untuk membuktikan perbandingan pecahan sederhana pada materi ajar matematika kelas 3 SD / MI.
Cara kerjanya cukup mudah, hanya memotong kertas serta melipat kertas sesuai dengan pembuktian perbandingan pecahan.
"Semangat Belajar Dengan Matematika Permainan yang Menyenangkan"
Sebelumnya saya tidak percaya bahwa berita pengunduran diri PAUS
kemarin ternyata heboh, hingga ahirnya saya cari kebenaran digoogle, apa
benar alasan paus itu mengundurkan diri karna masuk ISLAM? Perhatikan
baik2 pidatonya gan. Benar atau kah tidak?
Inilah selengkapnya pidato Sri Paus tersebut, yang setelah jadi
mu'allaf, namanya telah berubah menjadi Ahmad SriPaus (supaya umatnya
tidak terlalu kaget, maka Ahmad Sri Paus tidak mengucapkan salam sebelum
memulai pidatonya): "Yang terhormat umatku, yang berada dalam Kasih Tuhan. Hari ini
adalah hari minggu yang cerah. Tujuan saya berdiri di podium ini tak
lain adalah untuk membuat pengumuman penting yang harus saya umumkan ke
seluruh penjuru dunia saat ini juga. Yang mana menurut saya, semakin
saya tutup-tutupi apa yang ingin saya kemukakan itu, justru akan semakin
tidak baik.
Ini semua berkaitan dengan pilihan jiwa dan hati nurani saya. Sudah
selama puluhan tahun kalian semua mengetahui bahwa saya adalah seorang
pemeluk agama katholik yang ta'at. Bahkan saya adalah pemimpin umat
katholik di seluruh dunia, sekaligus sebagai wakil Tuhan di dunia ini,
atau Ficarius Filii Dei.
Saya mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi
dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandat sepenuhnya dari
Allah".
"Namun mulai kini saya tak mampu berdusta lagi. Sesungguhnya sejak
puluhantahun lalu, saya sudah tak meyakini lagi kebenaran dari agama
katholik ini. Karena semakin saya mendalami alkitab, semakin jelas pula
kesalahan-kesalahan yang saya temukan dalam kitab ini.
Maka itu, saya berusaha membandingkannya dengan kitab-kitab suci yang
lain. Dengan kitab injilnya kristen protestant, malah semakin rusak.
Dengan kitab wedhanya umat hindhu, tuhannya juga ada 3.
Barulah ketika saya mulai membaca Al'Qur'anul Karim, saya tahu apa yang selama ini sebetulnya saya cari-cari."
(Ribuan umat yang berada di hadapan Sri Paus nampak bingung dan saling bertanya-tanya). Kemudian Sri Paus melanjutkan ucapannya:
"Tapi ketika itu saya masih takut dengan ancaman yang mungkin saya
terima jika saya nekat keluar dari agama katholik. Namun kini saya
berani mengambil keputusan penting ini. Saya tak akan takut lagi pada
ancaman pembunuhan yang mungkin akan segera saya hadapi. Saya hanya
ingin hidup tenang, terutama jiwa spiritual saya. Saya sangat berhadap
agar umat agama kristen, kristen apapun itu, tak akan membunuh saya
hanya karena pilihan hidup pribadi saya ini.
Saya sudah tua, sudah udzur. Bahkan tubuh saya pun sudah bongkok."
(Sampai di sini, beberapa umat nampak mulai menitikkan air mata karena terharu).
"Saya percaya Allah itu satu. Dan saya jugapercaya bahwa Nabi Muhammad
itu adalah utusan-Nya. Asyhadu Allaaa ilaaa ha illallaaah, wa
asyhaduannaaa muhammadur rasullullaaaah (Ahmad Sri Paus mengucapkannya
dengan terbata-bata).
Saya tahu konskwensi dan mungkin reaksi dari umat kristen di seluruh
dunia kalau saya melakukan pengumuman ini. Tapi saya terpaksa
melakukannya, minimal untuk diri saya sendiri. Saya khawatir akan
kehidupan saya di akhirat nanti bila tetap berada dalam jeratan
kekafiran."
Wanita Muslim Inggris (www.argumentsworthhaving.com/)
Negara yang selama ini dinggap kurang bersahabat dengan Islam, justru tampil menjadi paling toleran.
Dream - Sebagai agama minoritas di
Eropa, Islam dipandang berbeda di berbagai negara di benua ini. Dari
deretan negara besar Eropa, Prancis justru menjadi negara paling ramah
terhadap Islam.
Hasil survei ini cukup mengejutkan. Alasannya, negara sekuler ini
seringkali mengeluarkan kebijakan kontroversi terutama terhadap muslimah
berhijab.
Laporan Pewforum seperti dikutip dari Dream.co.id laman Islam.ru,
Minggu, 20 Juli 2014, negara Eropa seperti Italia, Yunani, dan Polandia
memiliki opini negaif terhadap muslim yang hidup di negaranya.
Sementara penduduk Spanyol terbelah dua dalam memandang keberadaan umat Islam di negara.
Tiga negara yang memiliki pandangan positif terhadap muslim berada di
Jerman, Inggris, dan Prancis. Dari tiga negara ini, Prancis menempati
posisi teratas dengan 72 persen peserta survei menilai positif
keberadaan umat Islam.
Jika dilihat dari dari sikap masyarakat, publik Roma memandang muslim
sebanding dengan ideologi. Sementara 47 persen sayap kanan memberikan
sikap kurang menyenangkan terhadap Islam, hanya 20 persen yang bersikap
sebaliknya. Gap yang sama antara golongan kiri dan kanan juga terjadi di
Prancis, Itali, dan Yunani. Perbedaan signifikan ditemukan di Spanyol
dan Inggris.
Sikap penduduk juga berbeda dalam memandang Islam ditinjau dari segi
umur. Masyarakat tua di negara Eropa umumnya memandang negatif
keberadaan muslim di negaranya.
Sebayak 51 persen penduduk berumur lebih dari 50 tahun di Spanyol
memberikan rating kurang menyenangkan pada muslim. Sementara sepertiga
dari penduduk juga memiliki sikap yang sama.
Perbedaan signifikan untuk rentang yang sama ditemukan di Prancis
dengan gap sebesar 12 persen, Jerman (13 poin), Itali (12 poin), dan
Inggris (9 poin). (Ism)
What is Religious Education?Religious
education is an academic subject giving children and young people an
understanding of how beliefs and values affect our lives. Pupils in
Church schools learn about Christianity and other major religious and
non-religious views. Christianity lies at the heart of the curriculum
because Church schools reflect the Christian Gospel in all they do. The
youngest pupils are introduced to Christianity as a living faith related
to the values, attitudes, relationships and aspirations exemplified in
the school community. They are not expected to become committed
Christians. Pupils from all faiths and none enjoy engaging and
inspiring religious education related to real life experiences.
The Inspection of Religious Education (Statutory Inspection of Anglican Schools - SIAS) The
Church of England and the Methodist Church use the National Society's
framework for the Statutory Inspection of Anglican Schools (SIAS) under
Section 48 of the Education Act 2005. The framework sets out the
expectations for the conduct of the Statutory Inspection of Anglican,
Methodist and Ecumenical Schools under Section 48 of the Education Act
2005. The framework provides a process for evaluating the extent to
which Church schools are "distinctively and recognisably Christian
institutions"
The Focus of a SIAS InspectionsSIAS
inspections focus on the effect that the Christian ethos of the Church
school has on the children and young people who attend it. Church
schools will employ a variety of strategies and styles, which reflect
their particular local context or Church tradition, in order to be
distinctive and effective. Inspectors will, therefore, not be looking to
apply a preconceived template of what a Church school should be like.
The principal objective of a SIAS inspection is to evaluate the
distinctiveness and effectiveness of the school as a Church school.
Towards this objective, inspectors seek answers to four key questions.
- How well does the school, through its distinctive Christian character, meet the needs of all learners?
- What is the impact of collective worship on the school community?
- How effective is the religious education? (in VA schools and academies)
- How effective is the leadership and management of the school as a Church school?
The National Society's Statutory
Inspection of Anglican Schools (SIAS) framework is used in all Section
48 inspections of Church of England schools and in the denominational
inspection of academies.
Mengejutkan.
Ternyata negara yang paling oke tata kelola pendidikannya bukanlah
Amerika Serikat, Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat pendidikan
dunia saat ini mengarah ke negara Finlandia.
Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di
urutan ke-17. Lalu, dimana daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia
dengan negara-negara lainnya khususnya Indonesia? Jawabannya adalah di
kemandirian siswa dan gurunya.
Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu
tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi
juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai
kesempatan-kesempatan penting.
Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk
menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah
dia kuasai.
Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil
mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang
paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya.
Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara
nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga
tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional layaknya
ditanah air.
Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi
pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh
untuk menyusun kurikulumnya sendiri.
Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan
untuk mengejar terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu
menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar.
Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak
akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena
fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan
finansial dan legalitas.
Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena
guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah
pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang.
Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang
tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional
negaranya.
Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan
nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12
tahun. Kerenkan?
Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan
mereka harus masuk dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak,
jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri ini.
Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi.
Gajinya besar dong? Tidak. Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji
secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang memadai.
Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas
masyarakat Finlandia begitu menghormati dan menghargai profesi seorang
guru.
Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan
pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat
dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah
terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah
pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya
lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa
merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia
justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan
belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung
mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang
guru di Finlandia.
Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi
mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke
perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka
sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari
sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai
dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan
rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak
menyenangkan.
Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil
perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan
merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai
tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru
yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat
program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang
harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat
waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak
perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka.
Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal
tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan
menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan
kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai
sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.
Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa
tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Ditanah air Indonesia, sebenarnya sistem pendidikan Finlandia telah
terterapkan sejak tahun 1961 melalui wadah gerakan pramuka. Apa yang
berlaku di Finlandia jelas-jelas merupakan sistem pendidikan yang
berlalu di gerakan pramuka.
Dimana setiap kecakapan dan keterampilan dibidang tertentu yang dimiliki
oleh setiap anggota pramuka, bila sudah merasa mampu bisa mengusulkan
diri untuk di uji.
Disamping itu, setiap 32 orang anggota pramuka dibina oleh 3 orang
pembina secara terus menerus. Akan tetapi sistem pendidikan kepanduan
ditanah air ini tidak mendapat respon yang positif ditanah air.
Buktinya kendati berhasil melahirkan kader-kader bangsa yang mandiri,
negara ternyata tidak berani mengalokasikan dana BOS yang ada pada
setiap sekolah untuk sepersekian persen wajib dipergunakan untuk
mengelola gerakan pramuka di gugus depan.
Pendidikan nasional kita yang masih sarat dengan kepentingan politik
kepala daerah menjadikan potret pendidikan begitu semraut. Pelaksanaan
UN yang jelas lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya selalu
dipertahankan untuk alasan yang tidak jelas.
Bahkan ironisnya lagi, UN telah mengajarkan bangsa ini bagaimana berlaku
curang dan menipu. Gilanya lagi peserta UN dikawal dan diamati setiap
detik melalui layar CCTV.
Seperti teroriskan. Cara-cara gila ini begitu dibangga-banggakan oleh
pemerintah bahkan institusi pendidikan sendiri. Padahal metode ini punya
dampak physicologi bagi para pelajar dimana UN benar-benar menjadi
beban berat.
Jadi jangan heran bila di Nias pada hari pertama UN ada siswa yang meninggal dunia begitu menerima lembar soal ujian.
Finlandia tidak pernah membebani muridnya untuk hal-hal yang kurang
bermutu atau mengurangi ke-kreativitasan seorang anak setelah
meninggalkan rumah sekolah.
Maka, tugas tugas (PR), les tambahan dan bimbingan ini dan itu nyaris
tidak pernah ada di Finlandia. Bagaimana dengan tanah air? Tekanan yang
begitu berat sangat terasa apalagi menjelang ujian nasional.
Setiap murid selalu diberi les tambahan yang berlebihan, pelajar di
wajibkan mengikuti Tryout hampir tiap bulan dengan alasan untuk mengukur
kemampuan siswa.
Dirumah disuguhi lagi dengan tugas-tugas berat bahkan ada lagi menu les
tambahan yang ditawarkan padahal nuansa bisnisnya lebih terasa daripada
urgensinya bagi peserta didik. Repot bukan?
Alhasil, pelajar tanah air lahir dan besar tanpa pernah mempergunakan
otaknya untuk berkreativitas. Generasi muda pun besar penuh dengan
tekanan. Jadi jangan heran, walaupun lulus UN 100 persen ternyata
persentasi lulus SMPTN berbanding terbalik dengan kelulusan UN.
Inilah setidaknya potret pendidikan kita dewasa ini. Indonesia jatuh
kepada tingkat kekhawatiran yang terlalu berlebihan. Alih-alih untuk
mencerdaskan bangsa tetapi cara-cara yang dilakukan justru mengantarkan
bangsa ini kelembah kehancuran.
Oleh karena itu kita perlu berbenah. Mengembalikan sistem pendidikan
kezaman dahulu kala (seperti cerita orangtua kita) dimana setiap anak
dan orangtua begitu menghormati guru perlu kita lakukan.
Guru harus diberi otoritas penuh untuk mengatur kurikulumnya sendiri.
Setiap anak juga tidak dibebani dengan tugas ini dan itu. Bahkan
birokrasi pendidikan kita yang berbelit-belit perlahan-lahan harus
dikurangi.
Wajib belajar 12 tahun mutlak harus dilakukan tentunya dengan biaya
gratis. Tidak hanya itu wajar 12 tahun itu harus dengan satu izajah saja
yaitu izajah SMA.
Sedangkan untuk SD dan SMP tidak lagi mengeluarkan izajah mengingat
tuntutan dunia kerja saat ini pun izajah dua jenjang pendidikan ini
tidak begitu diperlukan.
Oleh karena itu, perpindahan dari tingkat SD ke SMP cukuplah dengan nilai rapor begitu juga dari SMP ke SMA.
Maka evaluasi belajar secara nasional hanya dilakukan dijenjang SMA
ketika yang bersangkutan akan melanjut keperguruan tinggi atau merambah
dunia kerja.
Menggratiskan pendidikan dinegara ini bukanlah hal yang mustahil.
Bukankah 40 persen APBN kita mark-up dan 30 persennya dikorupsi.
Jadi andai pengelolaan keuangan negara kita ditata dengan baik maka
tidak mustahil dimasa-masa yang akan datang biaya pendidikan kita yang
saat ini ditampung 20 persen dalam APBN kedepannya akan meningkat
menjadi 50 persen.
Bila sudah demikian, bukankah pendidikan kita sudah bisa digratiskan.
Beberapa hal yang mungkin bisa ditiru, dari sistem pendidikan yang ada di Finladia, diantaranya :
1. Anak Finlandia tidak memulai sekolah sampai usia mereka 7 Thn. (
Bandingkan dengan para orangtua di Indonesia justru bangga anaknya
sekolah pada usia dibawah usia 7 tahun. bahkan dengan beben pembelajaran
yang berat.)
2. Tidak di bebani Ujian dan PR, sampai menjelang usia mereka remaja.
3. Anak-anak tidak diukur sama sekali selama enam tahun pertama
pendidikan mereka. ( Pada sistem pendidikan kita , Murid SD sampai
stress karena sering ditakuti Pihak sekolah, dengan seabreg Ujian,
Padahal terkadang anak sering tidak diajar ).
The children are not measured at all for the first six years of their education.
4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yang diambil ketika
anak-anak berusia 16 Tahun. ( Bandingkan dengan sistem ujian ujian di
SMP dan SMA, Ditambah UN, bukan saja membuat Lembaga pendidikan tidak
jujur, Anak hanya dihargai Otaknya saja, Minus bakat dan Minat,)
5. Tidak ada Kelas Unggulan,semua kemampuan berada pada kelas yang sama.
Dan terbukti akhirnya RSBI /RSI di indonesia oleh MK dicabut
keberadaanya, karena akan tercipta kasta kasta baru dalam dunia
pendidikan.
6.Finlandia menghabiskan sekitar 30 persen lebih untuk biaya pendidikan per siswa mengungguli Amerika Serikat.
7. 30 persen anak-anak menerima bantuan tambahan selama sembilan tahun pertama mereka sekolah.
8. 66 persen siswa masuk ke perguruan tinggi.Dan tertinggi di erofa
9. Nyaris semua siswa memilki kemampuan akademis yang merata
10. Kelas sains maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam setiap kelas.
.Science classes are capped at 16 students so that they may perform practical experiments in every class.
11. 93 persen masyarakat Finlandia lulus dari SMA.bahkan17,5 peresen lebih tinggi dari AS .
12. 43 persen dari Finlandia siswa sekolah menengah pergi ke sekolah kejuruan.
13.Siswa SD mendapatkan 75 menit dari istirahat sehari di Finlandia dibandingkan rata-rata 27 menit di Amerika Serikat.
43 percent of Finnish high-school students go to vocational schools.
14. Guru hanya menghabiskan 4 jam sehari di dalam kelas, dan mengambil 2 jam seminggu untuk “pengembangan profesional.”
Teachers only spend 4 hours a day in the classroom, and take 2 hours a week for “professional development.”
15. Finlandia memiliki jumlah guru sebanyak di New York City, namun
siswa jauh lebih sedikit. Dengan perbandingan 600.000 siswa di finlandia
dengan 1,1 juta di NYC.
Indonesia memiliki wilayah luas dengan
karakteristik geografis dan sosiokultural yang heterogen. Oleh sebab
itu, diperlukan kontribusi dari sumber daya berkualitas untuk menjadi
katalisator perluasan dan percepatan pembangunan ekonomi negara ini. Indonesia
masih menghadapi masalah pembangunan yang belum merata di setiap
wilayah. Salah satu sebabnya, sebaran SDM berpendidikan tinggi belum
merata. Untuk memeratakan pembangunan, diperlukan upaya khusus untuk
meningkatkan kualitas SDM di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
Perhatian khusus juga diberikan bagi
putra-putri Indonesia yang telah berjasa mengharumkan nama bangsa dalam
berbagai kompetisi ditingkat Internasional tetapi tidak mampu
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut,
LPDP mengeluarkan kebijakan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Program
Afirmasi untuk kelompok masyarakat yang membutuhkan perlakuan khusus.
Dengan adanya beasiswa afirmasi ini, diharapkan putra-putri terbaik dari
kelompok masyarakat tersebut dapat mengikuti studi pada Program
Magister atau Doktor dalam beberapa bidang keilmuan, baik di perguruan
tinggi dalam negeri maupun perguruan tinggi luar negeri.
2. Sasaran
1. Warga negara dari kelompok masyarakat yang berasal dari daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal): A.
daerah perbatasan; yaitu wilayah kabupaten/kota yang secara geografis
dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut
lepas. Kawasan perbatasan terdiri dari kawasan perbatasan darat dan
laut, yang tersebar secara luas dengan tipologi yang beragam, mulai dari
pedalaman hingga pulau-pulau kecil terdepan (terluar). B. daerah
tertinggal; yaitu daerah dengan pencapaian pembangunan yang rendah dan
diperhitungkan memiliki indeks kemajuan pembangunan ekonomi dan
sumberdaya manusia di bawah rata-rata indeks nasional. (Sesuai dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 5 tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014).
2. Kelompok masyarakat yang telah
berjasa membawa nama Bangsa Indonesia dalam bidang Olimpiade Sains dan
Teknologi, olah raga dan seni/ budaya di tingkat Nasional/
Internasional.
3. Persyaratan Pendaftar
1. Persyaratan Umum
a. Warga negara Indonesia yang ditunjukkan dengan dokumen yang relevan; b. Lulus dari;
1) Perguruan Tinggi
di dalam negeri yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi atau Perguruan Tinggi Kedinasan, 2) Perguruan Tinggi
di luar negeri yang terdaftar pada Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Memilih program studi dan/atau perguruan tinggi yang disetujui oleh LPDP; d.
Bersedia menyelesaikan studi maksimal 2 (dua) tahun/ sesuai masa studi
yang berlaku untuk program Magister dan maksimal 4 (empat) tahun/ sesuai
masa studi yang berlaku untuk program Doktor. Kecuali yang hanya
memperoleh dana tambahan menyesuiakan sisa masa perkuliahan. e. Menandatangani Surat Pernyataan;
1) tidak pernah terlibat tindakan melanggar hukum, 2) tidak pernah terlibat dalam tindak pelanggaran kode etik akademik, 3) tidak sedang atau akan menerima beasiswa dari sumber lain, 4) sanggup menyelesaikan studi tepat waktu.
f. Bersedia membuat dan mengirimkan laporan perkembangan studi setiap 3 (tiga) bulan sekali, selama masa perkuliahan. g.
Menulis sebuah essay (500 sampai 700 kata) dengan judul “Apa yang akan
Saya Lakukan untuk Daerah/Lembaga/Instansi/Profesi Saya Setelah Lulus”
2. Persyaratan Khusus
a. Kelompok Masyarakat Daerah Perbatasan dan Tertinggal
1) diutamakan bagi mereka yang menamatkan pendidikan dasar dan menengah di daerah asal yang dibuktikan dengan ijazah; 2) sanggup mengabdi untuk kepentingan bangsa Indonesia, atau sanggup kembali mengabdi ke daerah asal; 3) mendapatkan Surat Izin dari atasan bagi yang sedang bekerja; 4) mendapatkan rekomendasi dari Perguruan Tinggi/ Pemda/ Tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama/ Tokoh Adat; 5)
sanggup mengikuti program persiapan selama maksimal 12 bulan bagi yang
belum memenuhi persyaratan minimal masuk perguruan tinggi tujuan; 6)
apabila tidak memenuhi persyaratan untuk studi ke Perguruan Tinggi luar
negeri bersedia ditempatkan di Perguruan Tinggi dalam negeri yang
direkomendasikan LPDP; 7) bersedia dikembalikan ke daerah asal apabila peserta dinyatakan gagal menyelesaikan studi; 8)
Usia maksimum bagi pelamar beasiswa pada saat penutupan pendaftaran
adalah 40 (empat puluh) tahun untuk program Magister, dan 45 tahun untuk
program Doktor. 9) Memenuhi persyaratah akademik sebagaimana berikut:
(1) Program Magister:
(a) Sedang aktif
menyelesaikan program Sarjana/ Sarjana Terapan dan telah menyelesaikan
sekurang-kurangnya 120 SKS dalam masa studi maksimal tahun ke-4 atau
telah lulus Sarjana/ Sarjana Terapan; (b) Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum 2,75 pada skala 4,00 atau yang sederajat pada skala lainnya; (c)
Memiliki kemampuan bahasa Inggris dasar yang ditunjukkan dengan
sertifikat kursus Bahasa Inggris atau hasil tes Bahasa Inggris.
(2) Program Doktor:
(a) Telah menyelesaikan program Magister/ Magister terapan; (b) Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum 2,85 pada skala 4,00 atau yang sederajat pada skala lainnya; (c)
Memiliki kemampuan bahasa Inggris dasar yang ditunjukkan dengan
sertifikat kursus Bahasa Inggris atau hasil tes Bahasa Inggris. (d) Menyerahkan ringkasan proposal penelitian.
b. Putra-putri yang berjasa mengharumkan nama baik bangsa Indonesia.
1) Sanggup mengabdi untuk kepentingan bangsa dan Negara Indonesia; 2) Mendapatkan Surat Izin dari atasan bagi yang sedang bekerja; 3) Menunjukkan bukti prestasi/jasa yang mengharumkan nama baik bangsa Indonesia sesuai bidangnya; 4)
Usia maksimum bagi pelamar beasiswa pada saat penutupan pendaftaran
adalah 40 (empat puluh) tahun untuk proggam Magister, dan 45 tahun
duntuk program Doktor; 5) Memenuhi persyaratan akademik sebagaimana berikut:
a) Program Magister:
(1) Telah menyelesaikan program Sarjana/ Sarjana Terapan; (2) Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum 2,75 pada skala 4 atau yang sederajat pada skala lainnya; (3)
Menulis rencana studi bagi program Magister, yaitu menulis jadwal
sementara rencana perkuliahan dan jumlah SKS yang akan diambil setiap
semester, dari semester pertama hingga selesai serta rencana tesis
(maksimal 500 – 700 kata); (4) Memiliki kemampuan penguasaan bahasa
Inggris, yang ditunjukan dengan dokumen TOEFL atau yang setara, dengan
skor sekurang-kurangnya:
(a) TOEFL ITP minimal 500 atau yang setara untuk studi di perguruan tinggi dalam negeri; (b) Untuk studi program magister di luar negeri, skor minimal: TOEFL IBT® 79/ IELTS™ 6,5/TOEIC® 750. (c)
Butir a) dan b) dikecualikan bagi mereka yang menyelesaikan pendidikan
tinggi dari negara: Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Australia,
Selandia Baru atau Kanada. Duplikat ijasah digunakan sebagai pengganti
persyaratan TOEFL, dengan masa berlaku 2 (dua) tahun sejak ijasah
diterbitkan. (d) Untuk studi program magister di luar negeri pada
perguruan tinggi yang bahasa pengantar akademiknya non Inggris, dapat
menyesuaikan dengan persyaratan kemampuan bahasa yang berlaku (daftar
persyaratan minimal kompetensi bahasa asing selain Bahasa Inggris
terlampir).
b) Program Doktor
(1) Telah menyelesaikan program Magister/ Magister terapan; (2) Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum 2,85 pada skala 4 atau yang sederajat pada skala lainnya; (3) Menyerahkan ringkasan proposal penelitian; (4)
Memiliki kemampuan penguasaan bahasa Inggris, yang ditunjukan dengan
dokumen TOEFL atau yang setara, dengan skor sekurang-kurangnya:
(a) Untuk studi program doktor di dalam negeri, skor minimal: TOEFL ITP® 500/iBT® 61/IELTS™ 6,0/TOEIC® 600, (b) Untuk studi program doktor di luar negeri, skor minimal: TOEFL iBT® 79/ IELTS™ 6,5/TOEIC® 750, (c)
Butir a) dan b) dikecualikan bagi mereka yang menyelesaikan pendidikan
tinggi dari negara: Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Australia,
Selandia Baru atau Kanada. Duplikat ijasah digunakan sebagai pengganti
persyaratan TOEFL, dengan masa berlaku 2 (dua) tahun sejak ijasah
diterbitkan, (d) Untuk studi program magister di luar negeri pada
perguruan tinggi yang bahasa pengantar akademiknya non Inggris, dapat
menyesuaikan dengan persyaratan kemampuan bahasa yang berlaku (daftar
persyaratan minimal kompetensi bahasa asing selain Bahasa Inggris
terlampir).
4. Waktu dan Cara Pendaftaran
1. Waktu Pendaftaran Pendaftaran BPI
Program Afirmasi LPDP program Magister dan Doktor dibuka sepanjang
tahun, dengan proses seleksi yang dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan dan jumlah pendaftar.
2. Cara Pendaftaran Pendaftaran calon peserta dapat dilakukan melalui cara:
a. Mendaftarkan diri
dengan mengisi formulir dan mengirimkan berkas pendaftaran ke LPDP
dengan alamat Gedung A.A Maramis II Lantai 2, Jalan Lapangan Banteng
Timur No.1 Jakarta Pusat 10710, atau melalui email lpdp.afirmasi@kemenkeu.go.id;
b. LPDP mengundang
calon peserta yang dianggap memenuhi persyaratan untuk mendaftarkan diri
dan mengikuti seleksi sebagai calon penerima Program Beasiswa
Pendidikan Indonesia Jalur Afirmasi melalui kerjasama perguruan tinggi/
Perwakilan Indonesia di Luar Negeri/Pemerintah
Daerah/Kementerian/Lembaga/lembaga sosial kemasyarakatan;
c. Segala bentuk pertanyaan mengenai BPI Program Afirmasi dapat disampaikan melalui email cso.lpdp@kemenkeu.go.id atau pun melalui telepon di nomor (021)3846474.
Pilihan menjadi seorang guru Pendidikan Luar Biasa awalnya mungkin
bukan cita-cita bagi banyak orang, termasuk Lifya, S.Pd, Guru SLB
(Sekolah Luar Biasa) Wahana Asih Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Apalagi keinginannya untuk menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan
khusus sempat mendapat lampu"kuning" dari kedua orang tuanya.
"Orang tua tidak melarang tetapi menolak secara halus. Ayah
memberikan pertimbangan bahwa mendidikan anak-anak berkebutuhan khusus
adalah tugas mulia namun tantangannya sangat berat. Demikian juga ibu,
meski seorang guru, beliau mengatakan mengajar anak normal saja susah
apalagi anak luar biasa," kata Lifya ketika mengisahkan awal dirinya
tertarik pada Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) setamat SMA.
Apa yang membuat Lifya memiliki ketertarikan begitu besar pada
SPGLB? Informasi yang didapat dari berbagai sumber menyebutkan lulusan
dari SGPLB akan langsung bekerja dan ditempatkan di SD Luar Biasa di
wilayah kota. Selain langsung bisa bekerja, lulusan SGPLB akan diangkat
menjadi pegawai negeri sipil golongan II/b.
Lifya langsung membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan D2
di SGPLB meski ia menyadari kedua orang tuanya belum sepenuh hati
mengizinkannya melanjutkan pendidikan di SGPLB. Namun, melihat kegigihan
putrinya, kedua orang tua Lifya akhirnya luluh dan memberi izin.
Setelah lulus dari SGPLB pada tahun 1987, Lifya diberi arahan kepala
sekolah untuk melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung atau saat ini
dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Lifya menjadi
satu-satunya siswa SGPLB yang diterima di IKIP Bandung. Maka
berangkatlah dirinya seorang diri merantau ke tanah Pasundan untuk
mencari ilmu.
"Ketika saya akan berangkat ke Bandung, seluruh warga desa tempat
saya tinggal mengantar saya seperti ketika hendak pergi berhaji.
Anak-anak berlarian di belakang bemo yang membawa saya," kenangnya.
Setelah lulus kuliah di IKIP Bandung tahun 1991 Lifya pernah
melamar menjadi dosen di almamaternya. Namun, begitu mendengar anaknya
melakukan itu ayahnya melarangnya. Ayahnya memberi pertimbangan, Lifya
akan lebih mudah naik pangkat jika mengajar di sekolah luar biasa
dibandingkan menjadi seorang dosen. Maklum saja ayahnya merupakan
pegawai di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat ini Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan).
"Ternyata nasehat bapak benar, teman-teman kuliah saya dulu saat
ini masih golongan III/c, namun saya sudah IV/b," kata perempuan
kelahiran Padang, 4 April 1966 ini.
Pesan ayahnya pula untuk menyimpan semua dokumen yang dimiliki
dengan baik, ternyata sangat berguna. Saat dirinya membutuhkan berbagai
dokumen untuk pengurusan keikutsertaan dalam berbagai lomba, Lifya tidak
mengalami kesulitan sama sekali.
Mengabdi di kampung halaman
Setelah menamatkan kuliah dan mendapatkan SK pengangkatan pada
tahun 1994, Lifya kembali ke kampung halamannya untuk mengabdikan
ilmunya bagi masyarakat yaitu mengajar di Sekolah Muaro Budi di Desa
Kubur Harimau, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera
Barat.
"Nama Desa Kubur Harimau sempat membuat saya bergidik, maklum saja
dari namanya terkesan seram untuk didengar, meskipun belum tentu
keadaannya seseram namanya".
Ia pun melangkahkan kaki ke desa itu. Ternyata bangunan sekolah
tersebut merupakan bekas balai desa yang sudah tidak terurus sehingga
penuh dengan debu. Namun, kondisi bangunannya ternyata tidak seperti
yang ia bayangkan sebelumnya.
"Jumlah murid saya pertama kali sebanyak 30 orang," kata Lifya.
Baru saja sekolah tersebut dibersihkan dan digunakan sebagai tempat belajar-mengajar, tiba-tiba saja api membakarnya.
"Tiba-tiba saja terbakar. Saya terpukul, dan bingung mencari tempat
bagi anak-anak didik saya," kata Lifya yang menganggap Solok menjadi
kampung keduanya.
Berkat bantuan seorang warga desa, Lifya menemukan tempat pengganti.
Namun, jangan dibayangkan tempat itu berupa gedung besar. Tempat itu
hanyalah sebuah warung yang terletak di pinggir jalan yang sudah tidak
lagi digunakan pemiliknya. Di tempat itulah proses belajar-mengajar
kemudian berlangsung. Meskipun hanya berupa warung, Lifya sangat
bersyukur karena pemilik warung meminjamkannya dengan ikhlas.
Perempuan yang memiliki tiga anak ini juga menceritakan berbagai pengalaman unik lainnya.
"Saya sering mendapat tugas memotong rambut murid saya. Semua itu
saya lakukan dengan rapi. Pemotongan rambut ini bukan merupakan hukuman
seperti yang banyak terjadi kepada murid di sekolah," kata Lifya seraya
menambahkan bahwa kegiatan ini murni kegiatan sambilan di sela pekerjaan
utamanya sebagai tenaga pendidik.
Terkadang juga Lifya membawa murid-muridnya ke pancuran masjid untuk
menunjukkan kepada mereka cara mengurus diri sendiri, mulai dari mandi,
keramas, hingga mengganti pembalut karena `sekolah' mereka tidak
memiliki kamar mandi sendiri.
"Pengalaman saya banyak sekali. Salah satunya adalah anak-anak
menjadi sangat kuat karena medan Desa Kubur Harimau cukup sulit`, kata
Lifya yang sementara berpisah dengan suaminya yang bekerja di Palembang .
Mungkin ini pulalah yang mengakibatkan dua anak didiknya pernah
menjadi juara I cabang olahraga atletik dalam Pekan Olah raga dan Seni
(Porseni) tingkat kabupaten.
Lifya memahami sepenuhnya bahwa profesi seorang guru membutuhkan
pengorbanan yang besar. Ia pun tidak pernah mengeluh, sebaliknya tetap
dengan tekun dan ikhlas melakukan segala tanggung jawabnya. Lifya
memahami bahwa tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan
dan menuntun para murid melakukan berbagai kegiatan belajar untuk
mencapai kemandirian sehingga anak didiknya kelak bisa tumbuh dan
berkembang di tengah masyarakat.
Setelah lima tahun mengajar di Solok, Lifya memutuskan untuk pindah
ke Kota Padang dan akhirnya ditempatkan di SLB Wacana Asih hingga
sekarang. Di tempat ini Lifya memiliki berbagai pengalaman yang tidak
kalah menarik dibandingkan ketika berada di Solok.
Di tempat baru ini Lifya selalu berangkat jam 07.00 WIB dari rumah.
Jarak dari tempat tinggalnya ke sekolah sekitar 17 kilometer, ditempuh
dalam waktu 30 menit.
"Rumah saya di gunung, sementara lokasi SLB Wacana Asih ada di dekat
pantai," kata perempuan yang menganggap Solok telah menggemblengnya
sehingga mampu menjadi guru yang tangguh dan Padang telah membuka
wawasannya untuk mulai berkiprah.
Karakteristik murid-murid di tempat barunya ini berbeda dibandingkan
dengan murid-muridnya di Solok. Murid-murid SLB Wacana Asih banyak yang
memiliki orangtua berpendidikan, sehingga mereka banyak yang memiliki
kemampuan melukis, membaca puisi atau berpantomim.
Baik di sekolah lama maupuan yang baru, Lifya tidak menemukan
hambatan berarti. Ia tetap dapat bercengkerama dengan murid-muridnya,
mengajarkan mereka berbagai keterampilan yang kelak dapat digunakan
untuk memulai hidup di tengah masyarakat
Prestasi buah kegigihan
Pada tahun 2010, Lifya menerima penghargaan sebagai Juara III Guru
Berdedikai Tingkat Kota Padang. Setelah itu ia menjadi Juara III Guru
Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2011 dan Juara II Guru Berdedikasi
se-Kota Padang Tahun 2012.
Prestasinya berlanjut di tahun 2013 dengan meraih Juara I Guru
Berdedikasi se-Kota Padang, Juara I Guru Berdedikasi Provinsi Sumatera
Barat serta menjadi Juara II Guru Pendidikan Khusus Berdedikasi Tingkat
Nasional.
Bagi Lifya, penghargaan yang diraihnya juga dipersembahkan untuk
suaminya, Duhani (48) dan kedua anaknya, masing-masing Hasanatul Aini
(20) dan Fahmi Fahrozi (17). Anak pertamanya saat ini kuliah di Jurusan
PLB Universitas Negeri Padang. Meskipun belum selesai, ia sudah mengabdi
dengan sukarela menjadi guru seperti dirinya.
Pilihan menjadi guru bagi anak berkebutuhan khusus ternyata bukan
merupakan pilihan yang salah, karena dengan kegigihannya Lifya berhasil
memperoleh penghargaan sebagai Guru Pendidikan Khusus Pendidikan Dasar
Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2013, sebuah prestasi yang banyak
diidam-idamkan oleh banyak guru di seluruh Indonesia.
Mempertahankan semangat untuk dapat meraih cita-cita itu memang bukan
hal mudah. Namun, akan selalu ada jalan bagi Anda yang mau berusaha
keras dan tidak menyerah pada tantangan hidup. Dilansir dari All Women
Stalk, berikut ini adalah 5 tips jitu agar Anda mampu konsisten dalam
berusaha meraih cita-cita dan impian.
1. Lakukan apa yang Anda bisa, sekarang! Menunda-nunda
pekerjaan adalah salah satu penyakit yang bisa menghalangi usaha Anda
dalam meraih cita-cita. Oleh karena itu, singkirkan sifat malas dan
menunda-nunda pekerjaan, dan mulai rancang rencana apa saja yang harus
Anda lakukan sekarang juga. Waktu bukanlah milik Anda, jadi jangan
sampai menyesal karena Anda menunda-nunda apa yang seharusnya bisa
dilakukan hari in.
2. Kesuksesan butuh proses Keberhasilan
tidak pernah datang dengan instan. Ada banyak jalan terjal yang harus
Anda lewati agar bisa berada di puncak kejayaan. Oleh karena itu,
penting bagi Anda untuk melatih kesabaran diri sekaligus mematangkan
mental Anda dalam menghadapi kegagalan. Jika semua hanya ada di dalam
pikiran Anda, tanpa ada realisasi yang jelas, maka semua hanya akan jadi
mimpi di siang bolong bagi Anda.
3. Percayalah pada kemampuan diri Berhentilah
membanding-bandingkan apa yang sudah Anda raih sejauh ini dengan milik
orang lain. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, termasuk dalam
urusan prestasi dan pencapaian hidupnya. Anda mempunyai takdir sendiri
yang harus Anda temukan, dan itu tentunya tidak akan pernah sama dengan
orang lain. Percayalah kepada apa yang bisa Anda berikan untuk diri
sendiri.
4. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai Anda Kritik
akan selalu datang pada siapapun yang sedang berusaha membuktikan
dirinya bisa. Ini normal terjadi dan merupakan pahit manisnya kehidupan.
Anda harus pandai memilah mana kritikan yang bisa Anda pakai karena
memang diucapkan dengan tulus dan bermaksud membangun. Abaikan kritikan
yang terdengar penuh dengki dan hanya akan menjatuhkan Anda. Jadilah
pribadi yang bijaksana dalam hal ini.
5. Ingat untuk selalu fokus Fokus
adalah hal yang krusial bagi Anda yang sedang dalam proses pencapaian
cita-cita. Untuk itu, Anda perlu membuat semacam sketsa atau diagram
rencana jangka panjang dan jangka pendek supaya tetap fokus. Atau, Anda
juga bisa berkreasi dengan papan inspirasi, yang berisi
tempelan-tempelan gambar orang yang menginspirasi Anda, ataupun gambar
lain yang bisa memacu semangat Anda. Yang penting, kendalikan waktu,
jangan biarkan dia yang mengendalikan Anda.